Badminton mengantar Indonesia mendunia. Badminton membuat Indonesia terlihat megah. Namun di baliknya ada klub yang berdarah-darah menyangga keperkasaan Indonesia.
Dari generasi ke generasi, bulutangkis tak kekurangan atlet berbakat. Seluruh jari yang kita miliki pun sepertinya tidak cukup untuk menghitung berapa banyak atlet bulutangkis Indonesia yang layak dan masuk kategori legenda.
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) punya peran besar menjaga Indonesia tetap bisa jadi salah satu negara yang berjaya di pentas dunia. Namun di bawah itu, ada klub-klub yang jadi penyangga dan pondasi agar badminton Indonesia tetap perkasa.
Pelatnas Cipayung adalah kumpulan pemain-pemain terbaik di Indonesia. Di Cipayung, atlet-atlet terbaik dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul.
Mereka ditempa dengan latihan keras setiap hari. Teknik mereka dipertajam, mental mereka diperkuat. Dari hari-hari yang berat itulah, kemudian lahir pemain-pemain bintang yang mengharumkan nama Indonesia di level dunia.
Juara Olimpiade, juara dunia, pemain nomor satu dunia. Indonesia terus memilikinya, dari zaman ke zaman, dari era ke era.
Indonesia sudah dikenal dari dekade ke dekade sebagai salah satu kekuatan bulutangkis dunia. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
|
Keberhasilan PBSI menghadirkan atlet-atlet level elite lewat latihan keras tak lepas dari pasokan-pasokan bakat-bakat berkualitas yang dihadirkan klub-klub yang ada di Indonesia.
Sebagai gambaran rincian, dari 88 orang atlet Pelatnas Cipayung di awal 2022, 36 di antaranya dari PB Djarum, 18 orang dari PB Jaya Raya, 18 orang dari PB Exist 5 orang dari PB Mutiara, 4 orang dari PB Tangkas, 3 orang dari PB SGS, dan masing-masing satu orang dari PB Berkat Abadi, PB Victory Bandung, PB Dimensi B.A, dan PB Eng Hian.
Klub-klub di Indonesia ini, baik yang disebut di atas ataupun tidak, adalah jantung regenerasi badminton Indonesia. Tanpa klub-klub badminton di Indonesia, denyut pembinaan tidak akan terasa kuat.
Klub-klub inilah yang menjadi jembatan atlet Indonesia menuju pentas dunia. Mereka diberi dasar-dasar bermain yang baik, dikembangkan, dan dituntun melalui seleksi-seleksi awal lewat turnamen-turnamen level usia secara bertahap, mulai dari pemula, anak-anak, remaja, taruna, hingga dewasa.
Lebih dari 3.000 Klub
Berdasarkan data PBSI, saat ini ada total 59.162 atlet badminton dari 3.328 klub yang terdaftar dalam database mereka. Rentang usia yang ada mulai dari usia di bawah sembilan tahun hingga kategori dewasa.
Dengan tatanan pola pembinaan yang sudah berjenjang dan dukungan klub, PBSI tidak repot-repot harus turun terlalu ke bawah untuk pembinaan. Alokasi dana pembinaan mereka pun bisa dipusatkan untuk pembentukan pemain-pemain pilihan yang sudah berada di Pelatnas Cipayung.
Sedangkan urusan di tataran bawah, mencari pemain berbakat dan menempanya, jadi urusan yang ditangani oleh klub.
![]()
|
Namun urusan pembinaan bukanlah urusan yang mudah. Membina pemain-pemain muda bisa jadi lebih sulit dibandingkan mengelola pemain-pemain pilihan yang sudah ada di Pelatnas Cipayung.
Dan dana yang dibutuhkan untuk pembinaan pemain muda tidaklah murah. Untuk ‘sekadar’ bisa mengantarkan satu pemain binaan mereka ke Pelatnas Cipayung, bisa jadi mereka membina belasan atau bahkan puluhan orang di waktu yang sama.
Klub-klub selama ini terus memutar otak mencari cara, dengan segala keterbatasan dan tantangan yang ada, agar mereka bisa tetap bisa menepuk dada membanggakan diri sebagai penyumbang atlet-atlet calon pengharum nama bangsa.
Walaupun hal itu harus membuat klub berdarah-darah, tujuan mereka tetaplah sama, ingin badminton Indonesia tetap terlihat megah.
Karena itulah Lewat serial tulisan, foto, dan video dalam Liputan Khusus yang terbit dua hari ini, 27-28 Oktober, CNN Indonesia ingin memotret perjuangan klub-klub di Indonesia dalam membesarkan calon atlet pengharum nama bangsa. Perjuangan yang sering kali terlupakan ketika merah-putih sudah berkibar di panggung dunia.
Simak Liputan Khusus CNN Indonesia pada laman fokus olahraga.
(ptr/har)
Sumber: www.cnnindonesia.com