Indeks

Ada Apa dengan Liverpool?

Liverpool semakin terpuruk setelah tersingkir dari putaran keempat Piala FA karena dikalahkan Brighton & Hove Albion 1-2. Ada apa dengan Liverpool?

Jakarta, CNN Indonesia

Liverpool semakin terpuruk musim ini setelah tersingkir dari putaran keempat Piala FA karena dikalahkan Brighton & Hove Albion 1-2. Ada apa dengan Liverpool?

Tim pasuhan Jurgen Klopp mengalami nasib 180 derajat berbeda ketimbang musim lalu. Di titik saat ini musim lalu, Liverpool sedang ganas-ganasnya dengan mengincar empat gelar atau quadruple.

Meski pada akhirnya Liverpool hanya mampu merebut dua gelar, Piala FA dan Piala Liga, dan finis runner-up di Liga Inggris serta Liga Champions, tim The Reds musim lalu jauh lebih bagus dan hebat ketimbang musim ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Kekalahan dari Brighton membuat Liverpool di atas kertas tinggal punya satu peluang untuk menyabet gelar, yakni di Liga Champions. Jordan Henderson dan kawan-kawan sudah tersingkir di Piala Liga dan jauh dari puncak klasemen Premier League.

Liverpool saat ini berada di peringkat sembilan Liga Inggris dengan torehan 29 poin. The Reds terpaut hingga 21 poin dari Arsenal di puncak klasemen. Bahkan untuk bisa menembus posisi empat besar, Liverpool masih tertinggal 10 poin dari Manchester United.

Lalu ada apa dengan Liverpool?

Faktor pertama tentunya masalah fisik. Liverpool merupakan salah satu tim yang paling banyak bermain dari musim lalu. Total 63 pertandingan dijalani Liverpool musim lalu demi meraih quadruple.

Masalah psikologi pemain juga berperan atas keterpurukan Liverpool musim ini. Hal itu diakui gelandang asal Spanyol, Thiago Alcantara. Mantan pemain Bayern Munchen itu mengaku kegagalan meraih quadruple musim lalu masih menghantui para pemain Liverpool.


Mohamed Salah performanya menurun bersama Liverpool. (REUTERS/Phil Noble)

“Ini bukan hanya tentang fisik. Ini juga tentang psikologis, karena kami sangat dekat untuk memenangi segalanya [musim lalu], tetapi sayangnya itu hilang. Di saat-saat buruk, kita harus bersama sebagai satu tim,” ujar Thiago dikutip dari Daily Mail.

“Musim lalu kami menjalani salah satu musim terhebat yang pernah saya alami dalam hidup saya. Musim ini bukan salah satu yang terbaik, tetapi tidak masalah. Ini sebuah tantangan,” sambungnya.

Selain itu ada masalah hilangnya ketajaman Mohamed Salah. Pemain asal Mesir itu baru mencetak 17 gol dari 29 pertandingan di semua kompetisi. Musim lalu Salah berhasil mencetak 31 gol dari 51 laga.

Menurunnya ketajaman Salah paling terasa dirasakan Liverpool di Premier League. Winger 30 tahun itu baru mencetak tujuh gol dari 19 pertandingan Liga Inggris.

Pelatih Liverpool Jurgen Klopp menyadari performa Salah sedang menurun. Salah satu penyebabnya adalah Salah kehilangan soulmate lini depan menyusul kepergian Sadio Mane dan kurang apiknya Roberto Firmino.

Di saat bersamaan sejumlah rekrutan baru Liverpool, terutama Darwin Nunez, tidak mampu beradaptasi dengan cepat. Sementara Diogo Jota sering absen karena cedera, dan Cody Gakpo baru bergabung dari PSV.

Beruntung Liverpool punya Jurgen Klopp di kursi pelatih. Klopp punya kualitas untuk meningkatkan performa Liverpool dari keterpurukan.

[Gambas:Video CNN]

(har)






Sumber: www.cnnindonesia.com

Exit mobile version